Assalamu'alaikum wr.wb
Ka para pengunjung hapunten ieu blog masih tahap pengembangan sareng sakolana nuju dibangun janten t acan sempet motoan gambar nu sarae
Sample Feature Post 2 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.
Sample Feature Post 3 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.
Jumat, 18 Mei 2012
Contoh Soal UKA/ PRATES Sertifikasi Guru PAI
Bingungnya blogger saat dapat panggilan secara mendadak untuk mengikuti UKA (Uji Kompetensi Awal) sertifikasi guru cari sana sini tentang bagaimana contohnya UKA gak ketemu di internet akhirnya saya nemu dari temen yang baru mengikuti PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) dan saya posting deh mudah-mudahan bisa jadi gambaran buat temen-temen yang akan menghadapi UKA khususnya untuk guru PAI bisa anda lihat di sini dan untuk guru kelas atau guru umum nanti nyusul.
08.35
SD Negeri Pacet 2
Rabu, 04 April 2012
"Ceplok Endog" dan Pendidikan Karakter
Di lapangan sebuah sekolah, seorang anak diikat tubuhnya ke tiang.Anak yang sudah tak berdaya itu lalu diguyur dengan air kotor. Setelah itu,tubuhnya ditaburi tepung tapioka.Klimaksnya,kepala anak tadi"diceploki" endog (telur), tentunya telurnya dipilih telur "kacingcalang" (telur yang gagal menetas) karena memiliki bau aroma yang khas, yang bisa membuat muntah orang yang membauinya.
Begitulah gambaran seorang anak yang pada hari itu berulang tahun. Dia harus mengalami "penyiksaan" dari teman temannya, yang katanya surprise yang dapat memberikan kenangan. Peristiwa ini selalu ditemui di setiap sekolah dari mulai tingkat SMP hingga SMA bahkan sampai tingkat perguruan tinggi. Jika tidak ada peristiwa ini sepertinya gak rame,dan ini seperti virus yang secara cepat mewabah.
Jika kita simak kejadian tersebut memvisualisasikan adanya perbuatan penyiksaan, keributan, penghinaan, dan perpeloncoan. Mengapa dikatakan perpeloncoan? Karena peristiwa itu akan berulang pada teman lainnya yang sedang berulang tahun. Sehingga peristiwa tersebut akan berulang dan berulang terus.
Anak didik kita memang sangat mudah dipengaruhi oleh sesuatu hal yang baru, tanpa adanya pertimbangan. Hal ini diakibatkan oleh tidak adanya norma dan nilai budaya nasional yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan.
Dalam buku pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa disebutkan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, dalam seratus harinya telah mengeluarkan kebijakan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Kebijakan ini ditelurkan tiada lain karena perilaku masyarakat kita sudah banyak yang menyimpang seperti korupsi, anarkisme, tawuran, dan lain-lain. Apabila perilaku ini dibiarkan tanpa tindakan, akan terwariskan kepada generasi berikutnya.
Dalam mengimplementasikan kebijakan itu, pendidikan budaya dan karakter bangsa ini harus diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran. Pendidikan budaya dan karakter bangsa ini memiliki fungsi sebagai pengembang potensi peserta didik untuk menjadi pribadi yang berkelakuan baik. Kemudian sebagai perbaikan yang memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam mengembangkan potensi peserta didik yang lebih bermartabat, dan sebagai penyaring terhadap budaya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Jika seorang pendidik menemukan perilaku siswanya yang kurang baik bahkan jauh dari budaya dan karakter bangsa, seyogyanya memberikan koreksi terhadap siswa tersebut. Jika tidak direspons oleh guru, siswa akan menganggap apa yang dilakukannya memang boleh sehingga dia akan melakunnya berulang kali. Pada akhirnya, perilaku itu akan menjadi karakter anak. Oleh karena itu, perayaan ulang tahun yang tidak sesuai dengan budaya dan karakter bangsa ini perlu dihentikan. Bahkan sekolah dapat mengeluarkan aturan mengenai hal itu dengan sangsi yang jelas.
sumber dari : Harian Umum PR tanggal 04-04-2012
Begitulah gambaran seorang anak yang pada hari itu berulang tahun. Dia harus mengalami "penyiksaan" dari teman temannya, yang katanya surprise yang dapat memberikan kenangan. Peristiwa ini selalu ditemui di setiap sekolah dari mulai tingkat SMP hingga SMA bahkan sampai tingkat perguruan tinggi. Jika tidak ada peristiwa ini sepertinya gak rame,dan ini seperti virus yang secara cepat mewabah.
Jika kita simak kejadian tersebut memvisualisasikan adanya perbuatan penyiksaan, keributan, penghinaan, dan perpeloncoan. Mengapa dikatakan perpeloncoan? Karena peristiwa itu akan berulang pada teman lainnya yang sedang berulang tahun. Sehingga peristiwa tersebut akan berulang dan berulang terus.
Anak didik kita memang sangat mudah dipengaruhi oleh sesuatu hal yang baru, tanpa adanya pertimbangan. Hal ini diakibatkan oleh tidak adanya norma dan nilai budaya nasional yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan.
Dalam buku pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa disebutkan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, dalam seratus harinya telah mengeluarkan kebijakan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Kebijakan ini ditelurkan tiada lain karena perilaku masyarakat kita sudah banyak yang menyimpang seperti korupsi, anarkisme, tawuran, dan lain-lain. Apabila perilaku ini dibiarkan tanpa tindakan, akan terwariskan kepada generasi berikutnya.
Dalam mengimplementasikan kebijakan itu, pendidikan budaya dan karakter bangsa ini harus diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran. Pendidikan budaya dan karakter bangsa ini memiliki fungsi sebagai pengembang potensi peserta didik untuk menjadi pribadi yang berkelakuan baik. Kemudian sebagai perbaikan yang memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam mengembangkan potensi peserta didik yang lebih bermartabat, dan sebagai penyaring terhadap budaya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Jika seorang pendidik menemukan perilaku siswanya yang kurang baik bahkan jauh dari budaya dan karakter bangsa, seyogyanya memberikan koreksi terhadap siswa tersebut. Jika tidak direspons oleh guru, siswa akan menganggap apa yang dilakukannya memang boleh sehingga dia akan melakunnya berulang kali. Pada akhirnya, perilaku itu akan menjadi karakter anak. Oleh karena itu, perayaan ulang tahun yang tidak sesuai dengan budaya dan karakter bangsa ini perlu dihentikan. Bahkan sekolah dapat mengeluarkan aturan mengenai hal itu dengan sangsi yang jelas.
sumber dari : Harian Umum PR tanggal 04-04-2012
01.07
SD Negeri Pacet 2
Senin, 02 April 2012
Prestasi Siswa-siswi SDN Pacet 2
Catatan prestasi SD Negeri Pacet 2
1. Tahun 1997 Juara II Solo Putera Tk. Wilayah Ciparay
2. Tahun 2000
• Juara III Lomba Mengarang Puteri Tk. Kecamatan
• Juara II Pupuh Puteri Tk. Kecamatan
3. Tahun 2007
• Juara II Atletik/ Tri Lomba Puteri Tk. Ranting
• Juara III Senam Sehat Tk. Ranting
• Juara III Bulu Tangkis Putera Tk. Ranting
4. Tahun 2009
• Juara I Catur Putera Tk. Kecamatan
• Juara I Renang Puteri Tk. Kecamatan
• Juara I Lomba Mengoperasikan Komputer Tk. Kecamatan
• Juara I Hasta Karya Tk. Kecamatan
• Juara II Lomba MIPA Tk. Kecamatan
5. Tahun 2010
• Juara I Catur Putera Tk. Kecamatan
• Juara I Renang Puteri Tk. Kecamatan
• Juara I Renang Putera Tk. Kecamatan
• Juara II Lomba MIPA Tk. Kecamatan
• Juara II Lomba CALISTUNG Tk. Kecamatan
6. Tahun 2011
• Juara II Lomba CALISTUNG Tk. Kecamatan
• Juara I Catur Putera Tk. Kecamatan 7. Tahun 2012
• Juara Tenis Meja Putera Tk. Ranting
• Juara I Tenis Meja Putera Tk. Kecamatan
18.23
SD Negeri Pacet 2
Minggu, 01 April 2012
VISI, MISI, STRATEGI dan TUJUAN SEKOLAH
Visi Sekolah : Membangun siswa yang cerdas, sehat, dan berakhlakul karimah
Misi Sekolah :
- Menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan inovatif dengan berlandaskan pada kurikulum nasional dan muatan lokal.
- Menyelenggarakan program pendidikan yang senantiasa berakar pada sistem nilai, adat istiadat, agama dan budaya masyarakat dengan tetap mengikuti perkembangan ipteks.
- Memelihara kebersihan lingkungan sekolah.
- Meningkatkan prestasi olahraga dan keterampilan lainnya sesuai dengan minat dan bakat siswa.
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama yang diyakininya.
Strategi
1. Optimalisasi bidang kurikulum- Mengkaji, menganalisa, mengembangkan standar isi dan standar kompetensi lulusan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN Pacet 2
- Menyusun dan mengembangkan Kurikulum Muatan Lokal (MULOK) Basa Sunda dan Bahasa Inggris.
3. Optimalisasi fungsi sarana dan prasarana (pengadaan, pemeliharaan, pemanfaatan).
4. Optimalisasi partisipasi masyarakat ;
- Mengoptimalkan peran dan fungsi Komite Sekolah.
- Membentuk organisasi orang tua siswa di tiap kelas dengan membentuk gugus tugas kelas.
- Membekali siswa dengan kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung sesuai dengan tingkat kompetensi dan standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan guna melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
- Membekali siswa supaya memiliki kemampuan dasar agama dan akhlaq mulia, kewarganegaraan, kepribadian, dan budi pekerti, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, dan sportifitas.
- Memberikan wawasan pengetahuan tentang lingkungan sekitar agar siswa memiliki kecintaan pada nilai-nilai budaya, adat istiadat masyarakat di daerah tempat tinggalnya dengan tetap mengikuti perkembangan ipteks.
- Mengembangkan potensi, minat, dan bakat siswa sehingga siswa dapat mengoptimalkan segala kelebihannya untuk bekal hidup.
- Mengembangkan kemampuan IQ, EQ, SQ.
07.26
SD Negeri Pacet 2
PROFIL
DATA SEKOLAH
Nama Sekolah : 703-SD Negeri Pacet 2
NSS : 101020832021 NPSN : 20205095Nama Sekolah : 703-SD Negeri Pacet 2
Jenis Sekolah : SD
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Kp. Mekarsari
Desa Sukapura
Kecamatan Kertasari
Posisi Geografis : 70 9' 36,84" LS dan 1070 41' 25,2" BT
Akreditasi : B
No.Rekening : 429101008712539 BRI Unit Maruyung an : Pacet 2
Kurikulum yang digunakan : KTSP
TAHUN PENDIRIAN
Unit 1 : Tahun 1956
Unit 2 : Tahun 1956
Unit 3 : --
STATUS TANAH
Luas : 890 M2
Status Kepemilikan : Pemerintah
Surat Tanah : --
JARAK
Dari kota Kecamatan Kertasari : 6,5 Km
Dari kantor Desa Sukapura : 0,01 Km
Dari Jalan Provinsi : 0,2 Km
06.40
SD Negeri Pacet 2